Optimalisasi Postur Kerja Ergonomis untuk Meningkatkan Kesehatan dan Produktivitas di Kantor Balai Desa Joton
Semarang – Lingkungan kerja yang sehat dan ergonomis berperan penting dalam meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas pekerja. Penerapan prinsip ergonomi yang tepat dapat mencegah berbagai gangguan kesehatan, terutama Musculoskeletal Disorders (MSDs), yaitu keluhan pada otot, sendi, dan tulang seperti nyeri punggung, leher, bahu, serta tangan akibat postur kerja yang tidak sesuai.
Salah satu lingkungan kerja yang memerlukan perhatian terhadap ergonomi adalah balai desa, yang menjadi pusat pelayanan masyarakat. Perangkat desa sering menghabiskan waktu berjam-jam di depan meja kerja untuk mengetik atau melayani warga secara langsung, sehingga postur kerja yang tidak ergonomis dapat menurunkan kenyamanan dan efisiensi kerja. Hal ini menjadi perhatian bagi mahasiswa KKN Undip untuk menerapkan ergonomi di balai desa agar menciptakan lingkungan kerja yang sehat, meningkatkan produktivitas perangkat desa, serta mendukung pelayanan publik yang lebih optimal.
Kegiatan optimalisasi postur kerja ergonomis dilakukan di Kantor Balai Desa Joton, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten pada 23 Januari 2025. Kegiatan dimulai dengan memperkenalkan ergonomi ke perangkat desa Kantor Balai Desa Joton. Perangkat desa juga diberi pengetahuan terkait manfaat ergonomi dalam perkejaan serta ciri-ciri pekerja mengalami isu ergonomi sekaligus risiko yang muncul akibat postur kerja yang salah yaitu Musculoskeletal Disorders (MSDs). Setelah itu perangkat desa diberikan panduan memperbaiki postur kerja melingkupi posisi duduk tegak yaitu jarak lengan dengan mouse dan keyboard, jarak mata dengan layar, dan cara mengurangi gejala mata lelah serta cara mengangkat dan memindahkan barang yang tepat. Setelah pemaparan materi, dilakukan penerapan postur kerja ergonomis kepada perangkat desa yang mengalami keluhan MSDs karena tinggi meja yang tidak sesuai dengan mengganti meja kerja perangkat desa tersebut menjadi meja kerja yang lebih tinggi dan mengubah tata letak layar komputer. Selain perbaikan meja kerja, juga diarahkan untuk memperbaiki postur duduk dengan duduk tegak serta menjaga jarak lengan dengan meja dan jarak mata dengan layar.
Dengan adanya penerapan ergonomi di Kantor Balai Desa Joton, diharapkan perangkat desa dapat bekerja dengan lebih nyaman dan terhindar dari risiko gangguan muskuloskeletal yang dapat mengurangi produktivitas. Perubahan seperti penyesuaian tinggi meja kerja, perbaikan postur duduk, serta pengaturan jarak mata dan tangan terhadap layar komputer menjadi langkah awal dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih ergonomis. Keberhasilan implementasi ini dapat menjadi contoh bagi instansi pemerintahan lainnya dalam mengoptimalkan kesehatan dan efisiensi kerja perangkat desa. Program ini juga selaras dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan pekerja dan mendukung pelayanan publik yang lebih baik dan berkualitas.


